MALANG – Berpikir ‘out of the box’. Hal itu selalu ditekankan oleh Dr Muhadjir Effendi, M.Ap, Rektor UMM dan Dosen Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Universitas Negeri Malang (UM) pada seminar nasional yang diselenggarakan oleh HMJ PLS UM Minggu (24/11) kemarin.
Pada seminar yang berlangsung di Gedung Sasana Budaya UM tersebut, Muhadjir mengenalkan peserta seminar kepada istilah Edupreneur atau Educational Entrepreneurship, sebagai istilah yang merupakan gabungan dari Education (pendidikan) dan entrepreneurship (kewirausahaan).
Sesuai tema yang diangkat, Rahasia Sukses di Usia Muda, Being a Competent Edupreneur, Muhadjir mengulas tunjas permasalahan yang kerap menghantui pemuda untuk menjadi seorang edupreneur. “Pola pikir ‘out of the box’, atau inovatif, tidak monoton dan tidak mainstream, adalah modal utama yang harus dimiliki seorang edupreneur,” terang Muhadjir.
Selain penjelasan dari Muhadjir, jiwa kepemimpinan dan trik-trik untuk menjadi pengusaha sukses, juga menjadi pokok pembahasan dalam seminar tersebut. Dalam hal ini, peserta seminar mendapatkan materi kedua tersebut dari CEO Hamasa Indonesia Corp, Hamzah Izzulhaq. Remaja yang sukses menjadi pengusaha remaja Indonesia terbaik versi Ciputra tersebut memuaskan keingintahuan peserta tentang kiat-kiat suksesnya sebagai CEO Hamasa. “Jadilah pengusaha by design, bukan by accident,” ujar remaja kelahiran Jakarta, 26 April 1993 tersebut disambut senyum dan tepuk tangan riuh peserta seminar.
Hamzah juga memberi resep-resep pintarnya dalam mengelola Lembaga Pelatihan dan Bimbingan Belajar (LPBB) Bintang Solusi Mandiri, Picanto Sofa Bed, Superchoach Indonesia dan Rainbow Kids hingga sukses mengantarkannya menjadi jutawan muda.
Hamzah memaparkan, saat ini banyak kebanggaan yang tidak pada tempatnya. Misalnya seseorang yang bangga atas kekayaan keluarganya. Padahal, yang seharusnya dibanggakan adalah pencapaiannya saat mampu mengayakan keluarga.“Jika ingin sukses, pelajari dan lakukan kebiasaan-kebiasaan baik orang sukses,” tandas Hamzah.
Ketua Pelaksana seminar tersebut, Bunga Larasati, mengungkapkan kepuasannya atas antusiasme peserta seminar. Menurutnya, kegiatan serupa memang layak digalakkan untuk mewadahi keinginan mahasiswa dalam berwirausaha, dan untuk mengurangi angka pengangguran nasional.
“Banyaknya mahasiswa yang mengganggur karena tidak menemukan pekerjaan sebagai karyawan adalah hal memprihatinkan yang melatarbelakangi kami untuk menyelenggarakan kegiatan ini,” terang gadis berparas ayu tersebut ramah. (ily/nda)